Armed soldiers break up community library gathering after mistaking them for motorcycle gang

The Perpustakaan Jalanan Bandung (Bandung Street Library) community is a group of book lovers who meet up on weekends to share their books with fellow readers in Taman Cikapayang in Bandung’s Dago neighborhood. Seems like a positive, wholesome activity for young people, right?

Well, for some reason, armed soldiers from the local Siliwangi Military Base felt the need to forcibly break up the group’s gathering last Saturday night. Even worse, the organizers of the Street Library group claim the soldiers violently attacked their members.

The incident took place at about 11pm on Saturday. Indra, one of Perpustakaan Jalanan Bandung’s organizers, said they were meeting as usual when suddenly several trucks and cars filled with members of the military, who were out of uniform but still carrying weapons, arrived on the scene and immediately forced the group to disperse.

“They hit three people, one was hit in his stomach, another was hit in the back of the head,” Indra said yesterday as quoted by Tempo

According to Indra, the soldiers had no reason whatsoever to attack them, as they were doing nothing illegal, they were in a public space and they were not disturbing the public in any way. 

 

BANTU SHARE! Semua orang harus tau apa yang kita lakukan selama ini Ada banyak yang kemudian mempertanyakan mengenai mengapa kami membuka lapak di malam hari. Kami hanyalah sekelompok pemuda sebagaimana kawan2 semua. Sehari-hari kami bekerja,sehingga waktu luang yang kami miliki hanya di akhir pekan. Akhir pekan adalah ‘hari raya’ kecil bagi para pekerja.  Hari dimana kawan dan sahabat bersua, sekadar melepas rindu dan berbagi cerita penuh kehangatan.  Kami memilih taman Cikapayang Dago juga bukan tanpa alasan. Selain menjadi melting pot bagi banyak kalangan yang singgah atau sekadar melintas di Bandung, taman ini juga memiliki penerangan paling baik dibandingkan dengan taman-taman yang lain. Taman ini adalah representasi kota, dimana semua berada disana. Pedagang kaki lima, pejalan kaki yang melepas lelah, pemuda yang berolah raga ringan, klub motor yang berbagi pengalaman, dan lain sebagainya. Sebuah cerminan nyata atas kota yang tangguh mendapuk diri sebagai kota kreatif. Siapapun berhak singgah di lapak kusam kami. Siapapun, tanpa kecuali. Kami ingat betul, mulai dari anak kecil, mahasiswa, wisatawan hingga pedagang asongan. Kami menyediakan segalanya, walaupun ala kadarnya. Mulai komik untuk anak kecil hingga buku panduan bermain game. Dari rumitnya seri dasar-dasar akuntansi hingga cerahnya majalah Sabili. Perpustakaan kami memang kecil, namun hasrat kami tak terukur. Koleksi buku kami memang terbatas, namun ketulusan kami tanpa batas. Tulus. Ikhlas. Tanpa kedua hal tersebut, mustahil kami mampu bertahan menjaga bottom-up inisiative ini hingga enam tahun lamanya.  #perpustakaanjalanan #bandung #explorebandung #ridwankamil #rubin #fiersabersari #buku #mtvhottest #on #ptl #got7

A photo posted by Perpustakaan Jalanan Bandung (@perpustakaanjalanan_bandung) on

A spokesperson for the Siliwangi Military Command, Colonel M. Desy Arianto, admitted that soldiers from his base did break up the group. But he said it was done on the assumption that they were a motorcycle gang gathering that was disturbing the public.

“If there is a get-together late at night, we are concerned that it is an indication of negative things going on. [Their story] doesn’t make any sense, why would they be reading books when it was so dark out?” Desy asked.

The military spokesperson also denied the claims that the soldiers were violent, and that if anybody feels like they were attacked, they could report it the military police.




BECOME A COCO+ MEMBER

Support local news and join a community of like-minded
“Coconauts” across Southeast Asia and Hong Kong.

Join Now
Coconuts TV
Our latest and greatest original videos
YouTube video
Subscribe on